Puisi Kerinduan

0 comments






Kerudung Putih

Dibalik Kerudung Putih....
pancaran kesyahduan maknai garis Auramu..
Mungkin hanya melalui goresan syair murahan inilah ku berani tuangkan b'ribu angan...
Karena masih minim nian k'beranian tuk hadapi cercaan orang2..

Dibalik Kerudung Putih....
kau pintal hasrat2 tanpa harap...
tentang kasih sayang...perhatian...serta rasa kekhawatiran..
tanpa embel embel sipat ke angkuhan...

Dibalik Kerudung putih...
Akankah tiap angan2 yx kau khayalkan tergolek raga ku yx terbujur kaku..
mnanti sribu hasrat yx tak kunjung tejawab....
Penantian yx slalu hiasi naungan kehampaanAkhh....
ku bosan dengan rengekan kesia2an..
biar alunan ini ku jadikan hiasan penjawab kerinduan..



Kenangan Alam Maya

Awalnya ku tak sungguh2 mnyukaimu
kemudian sedikit demi sedikit
Ku mulai mnyayangimu
Tapi kini kau seperti
Semakin terasa jauh dariku
Tak tahu ku kenapa begitu
Seperti daun yang tertiup angin
Entah sanggup ku raih entah tidak
Aku merindukanmu
Sangat amat merindukanmu
Aku hanya bisa menuliskannya pada Selembar kertas putih yang bersih
Betapa ku merindukanmu
seperti ratusan liter air yang berada di pantai
seperti itulah rinduku padamu
Hari-hari ku sepi dan sunyi
Hanyalah kerinduan yang begitu mendalam kurasakan padamu
Saat aku hanya sanggup meneteskan air mata

Saat aku hanya sanggup tuk terdiam dan terkatub
Aku telah menahan rindu ini kasih
Bilakah kita bersua...



Catatan Selengkapnya »

Puisi Penyesalan

0 comments


Rasa Haruku padamu

Saat Rasa itu datang..
asmara membara dalam jiwa
membakar hati yang sunyi..
kau hadir berikan warna
dalam kelam jiwa yang putus asa
bagaikan penyejuk di keringnya hati…
ku kejar coba tuk raih hatimu..
ingin ku miliki sepenuhnyaaaa
tapi satu salah ku
rasaku melewati anganku
tak sengaja kuteteskan noda
yang menghancurkan semua
membuat mu tenggelam dalam duka
yang seharusnya tak ada
maafkan keegoisanku
maafkan semua salahku’
maafkan hanya itu kata yang tersisaaa
ku harap dengan ini
kita mampu belajar
tuk perbaiki diri
dan menjadi lebih baik....


MAAFKAN AKU TEMAN....

Lantakkanlah duniaku…wahai sang malam
cabiklah dengan berjuta tajam ….jiwaku kan riang meregang..
Sudutkanlah diriku diujung kutub yang kelam….
ludahi sekujur asaku yang tak kenal kata sopan…
Menarilah diatas bangkai hina ini ….wahai Hujan….
Campakkanlah sanjungan sanjunganku dahulu yang bau..untukmu..
Adakah lagi selaksa siksa pantas untukku….
aku masih mau…Sungguh….


Kumohon……
sungguh tak tertebus kebodohanku…
sinislah pandang aku wahai mentari…bakarlah hati durjana ini..
Dan pencarkanalh abuku keseluruh kata berarti mati…..
Kuburkanlah segala kebahagiaanku kepalung dalam menanti..
patahkalan setiap kakiku yang menari….

Relaku….terwujud tawa menanti…hujan jarum kutadah di hati
Usah kau pusing ku hanya mencari simpati….duhai mendung sunyi
Aku sungguh ingin merasakan menjadi pecundang sejati…

teman..hukumlah aku abadi……
Takkan menangis manusia ini……kureguk puas segala balas

agar tercodet disepanjang hayat ini…membekas
betapa aku telah…salah………
Aku……..bersimpuh padamu wahai ….Malam…hujan….
Laut..ombak…pelangi….peri-peri….mimpi…..indah…
Cakrawala….Fajar…..embun….dunia..
Akulah yang pesakitan mengakui……
Aku yang telah membuat….Senyumnya menghilang…

Tolong…..Siksa diri ini….

Maafkan aku wahai teman……!



Catatan Selengkapnya »

Puisi Pengharapan

0 comments


Wajarkah bila Ku mencinta??? 

pikiranku telah beku tuk membayangkanmu
mataku terlalu rabun tuk melihat parasmu
jantungku begitu lemahnya hanya untuk sekedar mengingatmu
imajinasiku mendadak tak berdaya untuk menggambarkan rindu padamu
Kulitku mengeras untuk meraba tiap kelam cintamu
Pendengaranku enggan bermain dengan nama-namamu
Memori otakku tak kuat lagi sekedar mengenangmu
Hatiku membeku mati hanya untuk mengingat sebesar apapun cinta padamu
Seluruh indraku, mati untukmu....


mengapa tak sekejappun kau kenang
waktu bergulir lambat merantai langkah perjalan kita
berjuta cerita terukir dalam menjadi sebuah dilema
mengertikah engkau perasaanku tak terhapuskan
malam menangis tetes
embun membasahi mata hatiku
mencoba bertahan di atas puing2 cinta yang telah rapuh
apa yang ku genggam tak mudah untuk aku lepaskan
aku terlanjur cinta kepadamu
dan telah kuberikan seluruh hatiku
tapi mengapa kini baru kau pertanyakan cintaku
aku pun tak mengertiapa salah dan kurangku padamu
kini terlambat sudah untuk di persalahkan
karna sekali cinta aku tetap cinta

duhai......masihkah kau anggap diriku tak wajar.............?


Catatan Selengkapnya »