Lagu2 Doel Sumbang

0 comments

 Aku tidak SINTING
kau yang menjenguk ku ketika aku duduk lesu di lantai tlotoar jalan sudirman menghadap dan menatap tong yang penuh berisi surat² gadai ku

dan disitulah tanggung jawabku tumpah kepada arloji seiko, sepatu lotto kaos oblong dros celana kalung platina dan radio ban merek telesonik. aku tidak sinting

kau yang melihatku ketika aku lari dengan kaki kesemutan mengejar perempuan malam sudirman tinggalkan engkau yang nampak bengong disekat angin malam yang membacok tulang

Dan disitulah ku kejar surga semu dari Sumia, Denok, Laila, Majenun, siti saliha, neneng warsiah, Iinasarina dan rukmini binti eceng gondok wati. aku tidak sinting,

kau yang menyaksikan ketika aku mabuk dan ngecapruk hingga hampir disergap petugas pertahanan sipil lantaran saban waktu lupadiri berteriak pidato seperti Kennedy Presiden Ragen yang kampanye.

Dan disitulah dendam ku tumbuh subur pada Jonie Walker, esKozi, N-BeNapoleon, Martini, Mansien, putau, Colombus, dan arak tradisional kencing Kuda. Aku tidak sinting.

Kau yang nangis terisak ketika aku dikandangi diseksi tiga, lantaran kelakuanku yang dituduh mengganggu KAMTIBMAS, serta ketika mabuk aku pernah menampar seorang wanita Tua, yang demi Tuhan aku tidak menyangka kalau Ia istri perwira POLISI, aku tidak sinting tetapi celaka apalagi sinting pasti lebih celaka.

Aku tidak sinting tetapi celaka, apalagi sinting pasti lebih celaka…..
________________________________________________



 Perkawinan

Perkawinan jang karim dan nyi imas
Berlangsung digarut
Pada suatu musim paceklik
Tatkala padi diserang wereng

Meja prasmanan penuh dengan goring ikan
Dari mujaer sampai bandeng
Pesta dimeriahkan oleh orkes melayu
Dan goyang aha.. ronggeng jaipongan

Waktu sudah menunjukan jam sebelas malam
Tapi para undangan belum juga pulang
Jang karim cemberut nyi imas kecut
Jang karim gelisah nyi imas resah

Dengkul jang karim dan nyi imas sudah gemetar
Hati gak sabar ingin cepat masuk kamar
Perasaan jang karim dan nyi imas dag dig dug
Takut keburu bedug subuh

Nyi imas berbisik pada jang karim
Kang- aku udah gak tahan.. katanya..
Jang karim pun mengangguk penuh pengertian
Lalu permisi pada para undangan

Jang karim dan nyi imas pamitan malu-malu
Bilangnya sebentar Cuma mau ganti baju
Tapi sesampai dikamar jang karim dan nyi imas
Saling piting, saling banting tak keluar lagi

Para undangan diluar yang mau pamit pulang
Kesal menunggu pengantin yang katanya salin
Padahal jang karim dan nyi imas dikamar
Sudah tidur pulas abis tempur kecapean…
___________________________________________

 Si Raja Goda

Namaku si raja goda

Umur dua puluh dua
Bujang tulen suku sunda
Kerja sebagai pelayan
Disebuah toko cina
Yang saban sabtu gajian

Kerja baru setengah bulan
Tak kusangka tak kuduga
Aku ditaksir perawan
Perawan anak majikan
Anak yang semata wayang
Yang bakal dapat warisan Hus..

Dia sering titip salam
Lewat seorang sobatku
Yang juga sepekerjaan

Mula mula aku bingung
Mula mula aku ragu
Percaya tidak percaya

Kata orang tua dulu
Cinta murni itu buta
Tak memandang apa apa

Biar tampangku kaya monyet
Biar dompetku selalu lepet
Kalau cinta mau saja

Lantaran pepatah itu
Aku jadi besar hati
Berniat terima salam

Biarin dia tionghoa
Biarin dia konghucu
Itung itung cari modal

Ketika malam sinciah
Menjelang lebaran imlek
Dia datang kerumah ku

Dia kirim aku bacang
Dia kirim aku dodol
Lantas ngajak dolan dolan

Perasaan tak karuan
ini serba kaku
Dag dig dug kencang jantungku

Apalagi waktu dia berbisik
Bilang Wo ai ni
Sumpah mampus kaya mimpi

Karena dia sering datang
Ngajak pergi berdua
Aku jadi terbiasa

Tingkahku tak lagi kaku
Tapi dia paksa aku
Agar aku bilang I love you

Pertama aku tak mau
Kedua juga tak mau
Ketiganya baru mau

Waktu ku bilang I love you
Dia langsung teror aku
Kita kawin saja besok

Bukan main aku kaget
Tapi dia terus mepet
Akhirnya aku kegencet

Kami pergi kepenghulu
Dia masuk agamaku
Kini suami gelarku

Waktu dulu aku bingung
Waktu dulu aku ragu
Percaya tidak percaya

Sekarang aku tak bingung
Sekarang aku tak ragu
Seratus persen percaya

Namaku si raja goda
Umur dua puluh dua
Yang sudah bukan bujangan

Dulu sebagai pelayan
Di toko mamah dan papah
Yang kini jadi mertua

Kerja setengah bulan lebih
Aku kejatuhan bintang
Dapatkan istri perawan

Perawan anak majikan
Anak yang semata wayang
Yang punya banyak warisan, cihuii..

Aku ingin punya anak
Lebih dari dua orang
Enam tujuh delapan atau sembilan

Aku ogah pake balon
Istriku ogah pake spiral
Kami ngeri yang gituan

Bukan kami anti kb
Bukan kami benci kb
Bukan tak dukung pemerintah

Kelak harta kami banyak
Kalau anak kami banyak
Kan cukupan kebaginya

Sebab kalau anak kami dua
Kegedean warisannya
Takut mereka salah langkah

Jaman ini jaman edan
Orang orang besar edan
Takut anak ikut edan

Catatan Selengkapnya »

Doel Sumbang - Sabtu Busyet

0 comments
     


Aku ingat waktu malam minggu
Ku oleskan krim di rambut
Ku semprotkan parfum dibaju
Ku oleskan deodoran di ketiakku

Dengan kemeja lengkap dasi
Dengan celana distrika rapi
Dengan sepatu kulit mengkilat
Aku pergi buat apel padamu

Tiga kali ku ketuk pintu
Dan setengah berteriak
Aku ucapkan.. "Assalammuallaikum"
Tapi yang muncul bukan kau
Malah bapakmu yang tolol
Yang dengan sinis menjawab.. "Walaikumsallam"

Setelah masuk aku duduk
Lantas bapakmu ngomong
Bahwa kau tidak ada dirumah
Lagi nonton pertunjukan lenong

Setelah mendengar demikian
Aku segera pamit pulang
Sebab kupikir percuma saja
Tapi bapakmu menahanku menyuruh menunggu

Jarum panjang di jam dinding
Menunjuk angka sebelas
Yang pendek hampir menunjuk sembilan
Lantas bapakmu mengajaku pindah keruangan tengah
Tempat keluargamu kumpul nonton TV

Dengan baju yang rapi
Dengan tubuh yang wangi
Maksud hati hendak apel padamu monyong!
Tapi yang aku dapati malah bapakmu yang konyol
Yang lantas ngajak aku nonton TV

Nonton Dunia dalam berita
kabar tentang yang lahir kembar sembilan
Juling semua

Dari rumah sudah rapi dandan
Boro boro bisa jumpa kamu
Aku atau kamu yang goblok
Malam minggu kok gak pernah berkesan

Dulu kamu pernah janji
Akan setia menanti
Biarpun aku apel ngaret
Kamu akan selalu sambut dengan senyum

Tapi buktinya sekarang
Boro boro mau nunggu
Dasar kamu perawan tukang ngibul
Sudah tau malam minggu
Malah pergi nonton lenong
Oh terlalu... Goblok, Tolol, Bego, Dungu, Genit, Tengil, Monyong...
Monyong kamu...

Catatan Selengkapnya »